Jumat, 03 Desember 2010

Wacana KKL Kupang sebagai Duta Budaya NTB di Provinsi NTT

Masyarakat Sasak adalah salah satu etnis di Provinsi Nusa Tenggara Barat yang tinggal ti Pulau Lombok. Masyarakat Sasak sebenarnya tidak memiliki kebiasaan untuk merantau, sebagaimana yang diungkapkan dalam sebuah sesenggak (pepatah) sasak yang bunyinya "mangan ndek mangan, pokok ne tetap ngumpul" (artinya: meskipun tidak ada makanan yang dapat dimakan, yang penting keluarga tetap berkumpul).  Namun, seiring dengan semakin tingginya kepadatan penduduk dan semakin ketatnya persaingan dalam seluruh aspek peri kehidupan masyarakat, serta semakin majunya berbagai teknologi, khususnya di bidang transportasi dan komunikasi,  merantau telah menjadi suatu alternatif untuk meningkatkan derajat kehidupan keluarga.
Provinsi Nusa Tenggara Timur, khususnya Kota Kupang merupakan salah satu daerah yang cukup banyak warga perantaunya berasal dari Pulau Lombok. Jumlah warga Sasak Lombok yang terdapat di Kota Kupang adalah sekitar 500 KK atau > 1.000 jiwa, dan saat ini tergabung dalam sebuah organisasi sosial yang diberikan nama Kerukunan Keluarga Lombok (KKL) Kupang. KKL Kupang ini dibentuk atas dasar kesadaran para warga Sasak Perantau tentang pentingnya silaturahmi untuk meningkatkan ukhuwah islamiyah dan saling bantu membantu untuk mengurangi beban atas berbagai kesulitan yang dihadapi di tempat perantauan. Silaturahmi juga menjadi jembatan emosional dengan tanah kelahiran karena dapat mengobati kerinduan tentang berbagai hal yang menyangkut tentang Pulau Lombok yang menjadi ibu pertiwi yang lama ditinggalkan. Interaksi di antara warga Sasak Lombok Perantau juga menjadi sarana bagi orang tua untuk memperkenalkan Lombokisme kepada anak-anak mereka, yang mungkin sekali sangat jarang dapat mengenal tanah kelahiran orang tuanya. Dengan demikian, para putra dan putri Sasak Lombok yang lahir, tumbuh, dan berkembang di tanah rantau akan dapat mengenal seluk beluk tentang tanah asalnya serta dapat merasakan kecintaan secara emosional kepada Tanah Lombok.
Hal tersebut akhirnya telah melahirkan tekad yang kuat untuk turut serta secara aktif mengembangkan tradisi dan seni budaya Lombok serta memperkenalkannya di tanah perantauan, di Provinsi Nusa Tenggara Timur. KKL Kupang sebagai oraganisasi sosial yang menghimpun seluruh warga Lombok di Kota dan Kabupaten Kupang mengangkat niat yang tulus dari para warga tersebut dalam bentuk sebuah program jangka panjang: yaitu menjadikan KKL sebagai JENDELA BUDAYA bagi provinsi NTB di provinsi NTT.
KKL Kupang sebagai jendela budaya telah diaktualisasikan dalam berbagai bentuk kegiatan yang dilaksanakan sejak tahun 2004, yaitu sejak dibentuknya KKL Kupang. Kegiatan-kegiatan tersebut diantaranya adalah: 1) menyelenggarakan silaturahmi secara rutin dengan frekuensi 1 kali/bulan, 2) menyelenggarakan acara peringatan hari-hari besar Islam, 3) ikut aktif berpartisipasi dalam berbagai event kemanusiaan di provinsi NTT, 4) ikut secara aktif menampilkan seni budaya Lombok dalam berbagai event, baik yang diselenggarakan oleh jajaran Pemda NTT maupun personal, dll.
Keinginan untuk menjadikan KKL sebagai jendela budaya NTB terkendala oleh berbagai keterbatasan, khususnya keterbatasan dana dan ketrampilan. Namun demikian, meskipun dengan berbagai keterbatasan tersebut, segenap anggota KKL Kupang tetap berusaha menampilkan yang terbaik. Dan ternyata, sambutan yang diberikan oleh masyarakat NTT sangat besar, dan hal ini tentu saja semakin menambah semangat dari warga untuk semakin meningkatkan kualitas seni budaya yang dapat disuguhkan.
Untuk mengatasi permasalahan-permasalahan tersebut, salah satu upaya yang dicoba adalah melalui penyampaian wacana untuk menjadikan "KKL Kupang sebagai Duta Budaya NTB di provinsi NTT. Wacana tersebut muncul dengan pertimbangan sebagai berikut: 1). KKL Kupang dapat menjadi perpanjangan tangan dari pemda NTB, khususnya dinas pariwisata untuk memperkenalkan dan mempromosikan seni dan budaya NTB, 2) KKL Kupang dapat menjadi wadah pembelajaran bagi putra dan putri NTB, bahkan masyarakat NTT tentang tradisi, seni, dan budaya NTB, 3) sebagai umpan balik bagi pemda NTB dalam pengembangan seni budaya untuk meningkatkan kualitas perpariwisataan NTB.

Minggu, 28 November 2010

Aksi Gendang Belek KKL Kupang

Warga yang tergabung dalam Kerukunan Keluarga Lombok di Kupang telah secara aktif untuk menampilkan berbagai kesenian Sasak Lombok pada berbagai event di Kota Kupang. Pagelaran Gendang Belek "Rinjani" telah 2 kali ikut tampil pada pawai perayaan Hari Kemerdekaan RI, yaitu pada tahun 2007 dan tahun 2009 yang lalu. Aksi para sekehe gendang belek tersebut telah memberikan warna  tersendiri pada pawai tersebut dan mendapatkan sambutan yang luar biasa. Sambutan terhadap kesenian NTB tersebut bahkan ditindak lanjuti oleh adanya undangan tampil, baik dari pihak pemerintah maupun personal, seperti: undangan tampil untuk menyemarakkan HUT Kota Kupang dan HUT Provinsi NTT, serta undangan tampil pada berbagai acara pesta pernikahan.


Gamelan Gendang Belek yang dimiliki oleh KKL sejak tahun 2008 berasal dari sumbangan Bapak Gubernur NTB dan dari urunan warga KKL Kupang. Para pemain gendang belek (sekehe) dilatih oleh Pemain gendang Belek yang didatangkan dari Masbagik, Lombok Timur. 
Beberapa permasalahan yang dihadapi untuk meningkatkan kualitas permainan gendang belek,di antaranya adalah: 1). Para pemain gendang belek selalu berganti-ganti karena kesibukan dan para pemain tersebut adalah  perantau yang tidak menetap, 2) Keterbatasan dana yang dimiliki untuk memberikan pelatihan yang memadai bagi para pemain gendang belek, 3) KKL Kupang belum memiliki sekretariat (sementara ini sekretariat menggunakan rumah salah seorang sesepuh KKL Kupang, yaitu rumah Bapak drs. Anwar Samana), 4) Perangkat gendang belek yang dimiliki masih belum lengkap.
Meskipun dengan segala  keterbatasan yang dimiliki, semangat untuk berusaha menampilkan seni budaya yang berasal dari NTB ini terus membara di seluruh warga KKL, karena mereka memiliki niat yang tulus untuk menjadi jendela bagi daerah induk semangnya. Semoga semangat warga NTB yang berada di perantauan ini dapat di dengar dan ditindak lanjuti oleh pemerintah dan para pemangku kepentingan di NTB agar NTB.

Kamis, 25 November 2010

Sejarah Berdirinya Kerukunan Keluarga Lombok di Kupang NTT

Wacana untuk membentuk kembali perkumpulan keluarga lombok (sebelumnya sudah pernah dibentuk beberapa kali, tetapi selalu bubar karena satu dan lain hal) berawal dari pertemuan-pertemuan kekeluargaan dari beberapa warga/keluarga asal Pulau Lombok di Kupang Nusa Tenggara Timur (NTT). Pertemuan-pertemuan kekeluargaan tersebut semakin lama semakin sering dengan jumlah orang yang terlibat semakin banyak. pada pertemuan-pertemuan tersebut, suasana kehidupan masyarakat sasak sangat kental, sehingga dapat mengobati kerinduan terhadap tanah kelahiran. Beberapa orang/keluarga yang dapat disebut memelopori munculnya cikal bakal KKL Kupang di antaranya adalah: Keluarga Bp. Utma Aspatria,  Bp. L. Budiardja, Bp. L. Wahyudi Haris, Bp. H. Kanaan, dan lain-lain yang tidak dapat disebutkan disini.
Setelah beberapa kali rembukan, akhirnya atas insiatif beberapa orang warga, yaitu Bp.  H. Kanaan, Utma Aspatria, L. Wahyudi Haris, dan Bp. L. Budiardja mengundang seluruh warga Lombok yang telah teridentifikasi bermukim di Kupang untuk melakukan pertemuan perdana di Rumah Bapak H. Kanaan pada Bulan Oktober 2004. Pada pertemuan tersebut akhirnya disepakati untuk meresmikan pembentukan Kerukunan Keluarga Lombok (KKL) Kupang, dengan sekretariat di Jl. Sunan Ampel, Kelurahan Solor dengan ketua Ir.Utma Aspatria, M.Si. dan sekretaris L. Wahyudi Haris, SE.  Misi utama yang diemban oleh organisasi adalah: 1) menginventarisasi seluruh warga Sasar Lombok yang ada di Kota dan Kabupaten Kupang, 2) memfasilitasi pertemuan-pertemuan silaturahmi bagi warga lombok, 3) mengarahkan organisasi KKL Kupang untuk menjadi jendela budaya atau duta budaya NTB di provinsi NTT, 4) menggali potensi sosio ekonomi warga lombok yang menjadi perantau di Kota dan Kabupaten Kupang khususnya dan NTT umumnya untuk kemaslahatan warga Sasak Lombok di tempat perantauan. Sebagai sebuah organisasi sosial, KKL Kupang juga telah memiliki Anggaran Dasar (AD) dan Anggaran Rumah Tangga (ART). Saat ini, KKL Kupang dipimpin oleh L. Wahyudi Haris, SE. yang diangkat melalui Pertemuan Anggota KKL Kupang pada bulan Februari 2009, menggantikan pimpinan periode sebelumnya, yaitu: Maksum Umar, SH. MH.